Sahabat Kumparan pasti tidak asing ulang slot777 bersama istilah bencana alam, bukan? Bencana alam bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi bencana alam menjadi risiko yang berkembang di seluruh dunia. Artinya, di mana pun teman akrab Kumparan berada, kami pasti tidak bakal terhindar berasal dari bencana.
Apa itu Bencana?
Pengertian mengenai bencana udah dijelaskan didalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007. Di mana bencana menurut undang-undang berikut dibagi menjadi dua macam, yaitu bencana alam dan bencana non alam.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh momen atau serangkaian momen yang disebabkan oleh alam, antara lain bersifat gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Sedangkan bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh momen atau alur momen non alam yang antara lain bersifat gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Nah, didalam artikel kali inii kami berfokus terhadap bencana alam ya teman akrab Kumparan, lebih-lebih penggunaan teknologi sebagai proses tanggap bencana alam. Yuk, review bersama baik!
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa udah terjadi 2220 bencana alam di Indonesia sepanjang tahun 2022. Bencana alam yang paling kerap terjadi yaitu tanah longsor, disusul oleh puting beliung dan banjir.
Sungguh fenomena yang memilukan gara-gara bukan sekadar harta yang hilang, tetapi tidak sedikit korban jiwa yang berguguran. Terjadinya bencana alam tidak mampu dihindari, tetapi kami mampu memprediksi kapan terjadi bencana berikut bersama menyimak pergantian yang terjadi di lingkungan sekitar. Sebagai contoh, air laut yang surut secara tiba-tiba dan drastis merupakan tanda mutlak berasal dari tsunami.
Selain itu, kami juga mampu mengfungsikan teknologi untuk mendukung didalam memprediksi dan mengatasi bencana alam.
Mungkin dulu terbesit didalam benak teman akrab Kumparan, “Mengapa ya, Indonesia tidak memiliki teknologi canggih seperti negara lain?” Perlu diingat ya teman akrab Kumparan, Indonesia itu terhadap dasarnya merupakan negara kepulauan, di mana geografisnya sangat mendukung untuk menjadi negara agraris dan maritim, bukan negara industri. Jadi, wajar saja kalau fokus pembangunan pemerintah lebih banyak ke didalam dua sektor tersebut.
Lantas, apa kami sebagai generasi muda perlu diam saja? Tentu saja tidak. Kita sebagai bangsa yang tetap berkembang mampu studi berasal dari negara lain, lebih-lebih negara yang maju teknologinya. Salah satu negara yang dikenal di mata dunia sebagai negara industri yang kaya bakal teknologi yaitu Jepang. Bahkan pemerintah dan pihak swasta Jepang sangat berfokus terhadap kebencanaan.
Jepang merupakan keliru satu negara yang cepat tanggap terhadap bencana, lebih-lebih gempa bumi. Mengingat kondisi geografis Jepang berada di sepanjang cincin api pasifik atau didalam bhs Jepang dikenal bersama istilah kaintaiheiyoukazantai. Cincin api pasifik membentang sepanjang 40.000 kilometer, terdiri berasal dari 450 gunung berapi. Dari 450 gunung tersebut, kira-kira 265 gunung berapi aktifnya tersedia di Jepang.
Selain itu, Jepang juga di lewati oleh empat lempeng benua, yaitu lempeng Pasifik, Filiphina, Eurasia, dan Amerika Utara. Cepat tanggapnya Jepang didalam kebencanaan tidak hanya selagi bencana itu terjadi, tetapi meliputi pula pencegahan dan penangaan pasca bencana, bersifat rehabilitasi dan rekonstruksi.
Apa Saja Teknologi Tanggap Bencana Jepang?
Berikut adalah beberapa teknologi yang dikembangkan dan diterapkan oleh Negeri Sakura sebagai proses tanggap bencana :
Peringatan dan Panduan Evakuasi Bencana terhadap Telepon Pintar
Sejak tahun 2007, teknologi telephone pandai di Jepang udah disertai bersama proses peringatan dini gempa, di mana alarm telephone pandai bakal berbunyi tepat sebelum akan gempa terjadi. Sistem ini menghasilkan peringatan berdasarkan getaran kecil awal yang terjadi beberapa detik atau puluhan detik sebelum akan gempa besar. Tujuannya untuk mendesak orang sehingga bersiap melakukan evakuasi.
Sistem peringatan dini gempa terhadap telephone pandai ini mengfungsikan seismometer dan pengukur intensitas seismik yang mengukur getaran berasal dari Badan Meteorologi Jepang yang tersebar di kira-kira 690 wilayah di seluruh negeri dan jaringan observasi seismografi berasal dari Institut Riset Nasional untuk Ilmu Bumi dan Pencegahan Bencana (sekitar 1.000 wilayah di seluruh negeri).
Baca Juga: HP Perkenalkan Portofolio Komputer PC AI Terlengkap di Pasar
Telepon pandai juga mampu mengakses layanan papan pesan bencana dan beragam aplikasi tanggap darurat berasal dari beragam penyedia jaringan, di mana layanan berikut sangat mungkin pengguna berikan tahu teman dan keluarga mengenai keselamatan mereka. Ada juga aplikasi penyedia Info yang bertujuan untuk wisatawan berasal dari luar negeri, sehingga mereka mampu menerima pembaruan darurat secara gratis.
Contoh aplikasi yang udah dikembangkan dan bahkan udah banyak digunakan oleh masyarakat, lebih-lebih penduduk Jepang, yaitu aplikasi safety tips dan cared.jp. Bagi wisatawan yang tidak mampu berbahasa Jepang tak perlu risau, gara-gara aplikasi berikut dikembangkan didalam 15 bahasa, juga bhs Indonesia, Inggris, Korea, dan Mandarin.